HAMPIR PUTUS SEKOLAH, BANGKIT MENJADI MOTIVATOR NASIONAL
SAUT SITOMPUL, seorang yang kini dikenal sebagai Motivator Nasional dan Ethos Master dalam Program Seminar: Membangun Budaya Kerja Unggul dan Pealtihan: Ethos21: 8 Etos Kerja Profesional.
Saut lahir dari keluarga miskin disebuah desa bernama Liangsinga-Pahae, Tapanuli Utara, 9 Oktober 1960. Sudah menikah dengan Martha Gultom dan dikarunia 1 anak perempuan. Ayahnya seorang petani. Kondisi perekonomian yang sulit membuat ia hampir tidak bisa melanjutkan ke SMEP saat tamat SD. Setamat SD, selama 3 bulan ia harus menahan diri untuk melanjutkan studi, menunggu ternak milik keluarganya terjual untuk membayar biaya masuk sekolah.
Saat sudah masuk SMEP, ia sambil bekerja sebagai penderes getah karet [latex].Untuk ini, terpaksa pada setiap hari rabu ia tidak masuk sekolah karena harus menyadap karet dan menjual hasil-hasil karetnya di pecan/pasar mingguan di kampungnya. Meski harus bekerja mencari biaya sekolah, Saut sangat gigih belajar. Kegigihannya membuat ia tamat SMEP dengan nilai terbaik. Ia berniat merantau ke Pekanbaru untuk mengumpulkan biaya masuk SMEA.
Tetapi seorang kerabat mengajaknya untuk bekerja di sebuah SMEA di Tarutung dengan janji sekolah sambil bekerja. Ketika menempuh pendidikan di SMEA [SMK] dia sekolah sambil kerja sebagai SATPAM dan Tukang Sapu komplek tempat sekolahnya. Dengan berbagai kendala,, akhirnya pendidikan SMEA dapat diselesaikan dengan baik. Seusai tamat SMEA, dia merantau ke Jakarta dengan satu tekad mencari kerja sambil kuliah. Berkat semangat, tekad, optmisme serta kerja kerasnya tetapi di atas semua itu karena anugerah Tuhan, akhirnya bisa menyelesaikan Pendidikan Sarjana dari Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta. Selama kulaih di S1 diapun sambil bekerja sebagai tata usaha di Almamaternya.
Saut telah aktif sebagai dosen sejak tahun 1990 dan untuk meningkatkan kualitas pribadinya dia melanjutkan studi di Pascasarjana Universitas Indonesia program studi Ilmu Adaministrasi, lulus tahun 1999 Magister Sains [M.Si] dengan nilai terbaik dari 46 seangkatanya. Saut sejak SMEP sampai Pascarjana banyak menghadapi tantangan hidup, tetapi dengan modal semangat dan optimisme akhirnya kesulitan yang dihadapi dapat dilalui dengan baik. Saut meyakini dalam hidup ini tidak ada yang serba kebetulan. Saut meyakini bahwa menjadi Motivator adalah Panggilan hidupnya. Artinya kesulitan demi kesulitan hidupnya hal itu dimaknai sebagai “Rahmat Terselubung” dari Sang Khalik dan menjadi proses pembentukan menjadi Motivator. Atas pengalaman hidupnya dia memegang nilai “No success without suffering” [tidak ada kesuksesan tanpa tangguh menghadapi penderitaan] dan hidup hendaknya menjadi “Mental Abundan” [mental berkelimpahan].
Oleh karena semangat, ketekunan dan kerja kerasnya menghadapi kesulitan demi kesulitan hidup dia si sebut oleh Pendengar Radia Smart FM orang yang : TIDAK TAKUT SUSAH TETAPI BISA SUKSES [TTSTBS] dan sebutan Mr. Spirit of Indonesia oleh kader Partai Politik. Selain Master Trainer dan Branch Manager di PT. SPIRIT MAHARDIKA dia juga Pendiri dan Direktur LEMBAGA SPIRIT ARETE INDONESIA Kedua Lembaga ini fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia Bangsa. Saut tidak memiliki jabatan yang strategis di Bangsa ini, tetapi dia akan terus bekerja keras penuh semangat untuk:” MEMBANGUN BUDAYA KERJA BANGSA” agar terjadi Revolusi Spiritual dan Kultural di semua kehidupan lapisan masyarakat Indonesia demi Indonesia yang Sejahtera.
Saut sangat menyadari bahwa bahwa perbedaan SARA di Bangsa ini adalah Special Grace [Rahmat Khusus] oleh karena itu dia memiliki Nilai Nasionalisme dalam kontek keindonesiaan. Artinya dia adalah sahabat semua anak bangsa Indonesia dan ada untuk bermanfaat bagi semua anak bangsa tanpa harus membeda-bedakan Suku Agama Ras Antar Golong. Saut sangat meyakini hanya satu Sang Khalik yaitu TUHAN YANG MAHA ESA.
Boleh setiap agama berbeda ritual dan kitab sucinya tapi Saut meyakini Esensi semua agama adalah menjadi Rahmatan, Berkat dan Kebahagiaan bagi setiap ciptaan Sang Khalik. Saut yakin di ciptakan ada untuk itu. Salam hormat untuk sahabatku semua di Indonesia.Mari kita lebih banyak memberi kepada sesama dari pada menerima. Kita sudah lebih dahulu mendapat berkah dari Sang Khalik. Janganlah Kutuki Kegelapan maka jadilah cahaya bagi kegelapan itu. Salam Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI].